Banyak metode yang biasa digunakan personil HR untuk menilai karyawan. Ada interview, simulasi, test tertulis, dan lain-lain. Semua memiliki prasyarat dan konsekuensi yang berbeda. Kali ini saya akan berbagi ilmu mengenai Behavioral Event Interview (selanjutnya disebut BEI) , apa dan bagaimana cara melakukannya.
Pertama-tama kita akan bahas apa itu BEI.
BEI adalah salah satu metode wawancara untuk melihat kompetensi seseorang, baik itu calon karyawan maupun karyawan. Secara umum kompetensi dibagi tiga, core competency (kompetensi yang harus dimiliki oleh seluruh karyawan), managerial competency (kompetensi yang harus dimiliiki karyawan level tertentu), dan functional competency (kompetensi spesifik yang harus dimiliki karyawan di bagian tertentu atau untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu). BEI dilakukan untuk melihat core competency dan managerial competency, namun penjelasan lebih lanjut mengenai kompetensi ini akan dibahas dalam artikel terpisah.
Dalam melakukan proses BEI, pewawancara atau interviewer (biasanya dalam bentuk panel interview) mendasarkan pertanyaan pada STAR component (Situation or Task, Action, Result) dengan urut-urutan sebagai berikut :
Pra Wawancara
Setiap jabatan dan pekerjaan menuntut kompetensi tertentu. Bagi perusahaan yang sudah memiliki competency dictionary, akan lebih mudah dalam menentukan kompetensi apa saja yang yang akan digali. Jika tidak ada, kita bisa melakukan diskusi untuk membahas job description dan membuat daftar kompetensi yang dibutuhkan untuk jabatan atau pekerjaan tersebut.
Sebelum melakukan wawancara buatlah kesepakatan dengan pewawancara yang lain mengenai proses interview yang akan dilakukan. Apakah saling menimpali, atau setiap pewawancara bertanggung jawab menggali kompetensi tertentu.
Kesepakatan-kesepakatan di atas perlu diambil untuk menghindari salah paham selama proses wawancara. Jangan sampai setelah wawancara selesai baru diketahui ada kompetensi yang terlewat dan belum tergali.
Pembukaan
Lakukan small talk untuk mencairkan suasana, terutama jika orang yang diwawancara tampak tegang atau canggung. Setelah beberapa menit, sampaikan tujuan, durasi, penggunaan catatan sebagai alat bantu pewawancara dalam mengingat poin-poin penting. Dalam beberapa kesempatan, mungkin digunakan voice recorder atau video recorder, namun perlu dipertimbangkan kesiapan orang yang diwawancara karena tidak semua orang merasa nyaman jika menyadari tingkah lakunya “diawasi”. Setelah itu karyawan bisa diminta untuk menjelaskan secara umum tugas dan tanggung jawabnya di perusahaan.
Situation or Task
Inti dari pelaksanaan BEI adalah mendapatkan gambaran mengenai kompetensi karyawan. Karyawan harus menjelaskan lebih detil tugas dan tanggung jawabnya dengan mengacu ke daftar kompetensi yang sudah ditentukan perusahaan. Karyawan bisa diminta menceritakan tugas yang berhasil diselesaikan dengan baik, situasi riil yang dialami saat itu, seperti siapa saja yang terlibat, peran dan tanggung jawab yang bersangkutan, kesulitan yang dihadapi, dan sebagainya. Semakin detil penjelasan yang diberikan, semakin mudah pewawancara menentukan jenis kompetensi yang akan muncul.
Action
Perlu diingat bahwa BEI menilai kompetensi karyawan, bukan kompetensi tim. Untuk itu perlu diperjelas bahwa Action di sini adalah tindakan yang dilakukan karyawan untuk menyelesaikan tugasnya, baik sebagai personil maupun anggota tim. Kata-kata seperti “Kami melakukan” harus diklarifikasi apakah yang dimaksud adalah “Saya yang melakukan” atau “Tim yang melakukan”. Penekanannya pada “Apa yang secara konkret Saya lakukan” saat menyelesaikan tugas, sehingga pewawancara benar-benar yakin apakah individu karyawan tersebut memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Lakukan probing atau penggalian data untuk mendapatkan informasi yang benar-benar akurat dan lengkap.
Result
Result adalah apa yang terjadi setelah karyawan melakukan tindakan konkret dan tidak harus selalu menunjuk kepada hasil akhir dari sebuah tugas. Perubahan sikap, perubahan situasi, hingga perubahan strategi ataupun kebijakan bisa menunjukkan result yang dimaksud. Intinya, perubahan yang sifat dan arahnya positif. Yang harus diingat, jangan menyampaikan kesan pribadi sebagai pewawancara, seperti ,”Jadi Anda hanya sanggup menginput data 1 bulan sekali?” yang akan terasa seperti merendahkan orang lain.
Penutup
Wawancara menggunakan BEI ini biasanya berlangsung sekitar 1 – 2 jam, tergantung pada banyak kompetensi yang perlu digali dari seorang karyawan. Setelah dirasa seluruh kompetensi yang dicari mendapatkan data atau fakta yang cukup, lakukan penutup dengan mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya selama proses wawancara.
Proses selanjutnya setelah wawancara selesai adalah pengolahan data. Masing-masing pewawancara membuat catatan ad hoc untuk diajukan saat diskusi panel. Kesimpulan akhir yang diperoleh adalah daftar kompetensi yang dimiliki seorang karyawan.
Pada beberapa perusahaan, competency dictionary juga memuat rating atau level kompetensi sehingga kuantifikasi kompetensi dapat dilakukan. Sebagai contoh : kompetensi komunikasi untuk posisi supervisor ada di level 4, sementara dari hasil BEI disimpulkan yang bersangkutan memiliki kompetensi level 3. Dengan demikian untuk kompetensi tersebut yang bersangkutan baru memenuhi 75% dari kompetensi yang dipersyaratkan. Perhitungan dapat dilakukan untuk seluruh kompetensi sehingga akan diperoleh Competency Coverage, seberapa jauh karyawan menguasai kompetensi yang dipersyaratkan oleh perusahaan untuk posisi yang diembannya.
Secara umum BEI memiliki beberapa karakteristik. Job related; BEI tidak mempertanyakan kondisi pribadi yang tidak terkait dengan kompetensi dan pekerjaan. Situational and experience question; pertanyaan yang diajukan spesifik pada situasi dan pengalaman pada saat mengerjakan tugas-tugas tertentu, bukan tugas dan tanggung jawab sebagai karyawan secara keseluruhan. Behavioral response; yang dicatat adalah tindakan dan tingkah laku karyawan saat mengerjakan tugas, bukan kesan, pendapat, atau menggali respons ideal. Behavioral observation; observasi terhadap tingkah laku selama proses wawancara bisa memperkaya penilaian, meskipun kita harus berhati-hati pada impresi dan pendapat pribadi kita kepada karyawan agar tidak terjadi bias. Karena itu hasil BEI harus didasarkan pada integration of observation and data interview; tanpa data dan observasi yang lengkap kita tidak akan mendapat gambaran yang akurat tentang kompetensi karyawan.
Sejauh pengamatan penulis, keterampilan melakukan BEI berbanding lurus dengan jam terbang karena semakin sering melakukan wawancara maka kemampuan untuk dengan cepat melihat potensi kompetensi yang muncul akan semakin terasah.