Mengenal Kamus Kompetensi & Cara Penyusunannya

Setiap perusahaan tentu akan menaruh harapan besar kepada SDM yang dimilikinya. Hampir dipastikan perusahaan tersebut menginginkan SDM yang dimilikinya dapat benar-benar mampu menjalankan fungsi jabatannya secara optimal. Dalam hal ini, pemegang jabatan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang menjadi tanggung jawabnya. Kompetensi merangkum semua standar yang harus dimiliki oleh jabatan, mulai dari pengetahuan, keterampilan, hingga sikap.

Sebuah perusahaan yang ingin berkembang tentu harus memastikan kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki oleh pemegang jabatan dengan kompetensi yang disyaratkan dalam jabatan tersebut. Agar para pemegang jabatan mengetahui dan memahami kompetensi yang telah disyaratkan maka perlu untuk dilakukan penyusunan kamus kompetensi secara tertulis sekaligus melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait. Kamus kompetensi yang baik harus disusun berdasarkan kondisi realitas di lapangan, sehingga dengan disusunnya kamus ini mampu memberikan manfaat seperti yang diharapkan. Secara garis besar, kamus kompetensi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu core competency, managerial competency, dan  technical competency.

Core competency adalah kompetensi inti yang harus dimiliki oleh setiap karyawan yang tergabung dalam sebuah perusahaan. Kompetensi inti ini memiliki kaitan erat dengan nilai budaya yang ada pada perusahaan tersebut. Sebagai contoh kompetensi inti yang sering muncul adalah continous improvement, Relationship, dan berbagai macam contoh kata yang dapat menggambarkan kompetensi inti.

Managerial competency adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan yang sifatnya lebih mengarah kepada softskill. Dalam hal ini sebagai contoh adalah seorang Supervisor harus memiliki kompetensi agar bisa mengarahkan bawahannya. Maka salah satu managerial comptency yang harus dimiliki adalah leadership. Kompetensi tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap jabatan.

Technical competency adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan dan wilayah kerja tertentu. Sebagai contoh karyawan yang bekerja di bagian kantor, misalnya HRD maka akan berbeda technical competency-nya dengan karyawan yang bekerja di lapangan, misalnya Teknik. Tidak menutup kemungkinan bagi karyawan HRD memiliki technical competency melakukan interview, sedangkan karyawan Teknik memiliki technical competency melakukan kalibrasi mesin secara berkala. Dua hal yang sangat berbeda hanya karena lokasi kerja yang berbeda. Oleh karena itulah perlu dilakukan penyusunan kamus kompetensi dengan cermat.

Berikut ini merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam penyusunan kamus kompetensi:

  1. Mengidentifikasi jabatan dengan tepat

Identifikasi jabatan dilakukan agar saat menyusun kamus kompetensi Anda benar-benar mengenali seluruh jabatan. Sehingga Anda dapat menentukan level kompetensi secara tepat pada setiap jabatan. Selain itu, untuk mempermudah identifikasi jabatan yang Anda lakukan, Anda dapat melakukan analisa jabatan di awal langkah Anda. Pastikan Anda melakukan secara menyeluruh dan detail, karena data yang Anda peroleh akan digunakan secara terus menerus saat Anda akan menyusun tools HR. Dengan langkah awal yang sesuai, maka Anda dapat meringankan pekerjaan Anda baik dari segi waktu dan juga tenaga.

  1. Fokus pada kunci perilaku yang ingin dimunculkan

Ketika berbicara kompetensi hal yang paling utama adalah perilaku apa yang sesuai untuk menempati jabatan tersebut. Kompetensi dapat diukur dari perilaku yang dimunculkan oleh pemegang jabatan. Perilaku merupakan suatu hal yang sifatnya konkret, nyata, dapat dilihat, dan dapat diukur. Dan Anda harus menyesuaikan dengan setiap level yang diharapkan sebagai tolak ukur kesesuaian jabatan tersebut. Sebagai contoh:

Leadership adalah kemampuan untuk menggerakkan dan mengarahkan kelompok untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan visi misi perusahaan. Perilaku yang ditunjukkan adalah memberikan instruksi, memberikan motivasi, mengembangkan karyawan, keterbukaan, sehingga dapat mencapai target kerja yang diharapkan.

Level 1 : Belum memunculkan kemampuan menggerakkan tim

Level 2 : Mampu memberikan instruksi kepada bawahan

Level 3 : Mampu memberikan instruksi sekaligus melakukan koordinasi kepada bawahan meskipun belum berani mengambil keputusan

Level 4 : Mampu memberikan instruksi sekaligus melakukan koordinasi kepada bawahan dan memotivasi bawahan meskipun masih belum menunjukkan tindakan konkret untuk mengembangkan bawahan

Level 5 : Mampu memberikan instruksi sekaligus melakukan koordinasi kepada bawahan dan memotivasi bawahan serta berani mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan timnya.

Pada uraian salah satu kompetensi di atas yaitu leadership tampak pada kalimat yang dicantumkan menunjukkan kunci perilaku yang harus dipenuhi oleh pemegang jabatan. Dengan disusunnya kamus kompetensi seperti contoh di atas akan mempermudah pihak terkait dalam hal ini adalah pemegang jabatan dalam memahami kompetensi yang harus ia kuasai.

Kamus kompetensi bukanlah sebuah buku yang bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat. Namun dibutuhkan ketelitian dan energi yang besar dalam melakukan penyusunannya. Oleh karena itu, pastikan management perusahaan memberikan dukungan penuh terhadap program penyusunan kamus kompetensi yang akan Anda lakukan. Selain melakukan penyusunan secara mandiri, Anda bisa melakukan dengan menggunakan jasa konsultan SDM. Namun Anda harus menyiapkan biaya yang cukup besar untuk proses pembuatan kamus kompetensi ini.

Leave a Comment